Sabtu, 04 Desember 2010

Jenis-jenis bahan dasar minyak pelumas

Free Image Hosting

a. Minyak Paraffinic
Minyak paraffinic tersusun dari rantai terbuka hidrokarbon yang panjang.
Minyak ini mengandung parafin (lilin) dan pada umumnya banyak digunakan sebagai
bahan dasar minyak pelumas.

Karakteristik minyak paraffinic dibandingkan dengan minyak naphthenic, yaitu :
• Stabilitas yang sangat baik (ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi)
• Pour point tinggi
• Indeks viskositas tinggi
• Kemudahan untuk menguap rendah sehingga flash point tinggi
• Spesifik grafitasi rendah

Free Image Hosting by FreeImageHosting.net

b. Minyak Naphthenic
Minyak naphthenic tersusun dari rantai tertutup hidrokarbon dengan pola
lingkaran. Minyak ini tidak mengandung parafin (lilin) dan memiliki sifat-sifat yang
berbeda dari minyak paraffinic, yaitu :

• Stabilitas baik
• Pour point rendah (karena tidak adanya parafin)
• Indeks viskositas rendah
• Kemudahan untuk menguap tinggi sehingga flash point rendah
• Spesifik grafitasi tinggi
Minyak ini umumnya digunakan untuk pelumasan dengan rentang suhu yang kecil
dan dibutuhkan pour point yang rendah.

c. Minyak Sintetis
Minyak ini dibuat dari bahan kimia dan tidak dari hasil penyulingan minyak
bumi atau minyak dari tumbuh-tumbuhan. Kehandalan dari minyak sintetis
dibandingkan dengan minyak yang telah dijelaskan di atas yaitu :

• Stabilitas atau ketahanan terhadap oksidasi lebih baik.
• Indeks viskositas lebih baik
• Pour point lebih rendah (-46 0C atau -50 0F)
• Koefisien gesek lebih rendah
Keunggulan yang ditawarkan dari minyak sintetis yaitu khususnya dapat bekerja pada
suhu rendah dan suhu tinggi.
Kelemahan dari minyak sintetis yaitu dari segi biaya pembuatannya yang mahal,
sekitar 3 kali lipat dari biaya berdasarkan minyak mineral (penyulingan minyak
bumi).

Tidak ada komentar: